Meskipun tsunami tidak sering berjalan dan lebih dari satu besar berukuran kecil dan juga hanya mengakibatkan sedikit kerusakan, tsunami merupakan ancaman besar bagi masyarakat pesisir. Tsunami kebanyakan mengakibatkan rusaknya dan korban paling kritis di dekat sumbernya.
Tsunami dengan ketinggian lebih dari satu meter (3,28 kaki) terlalu beresiko bagi manusia dan harta benda, tetapi tsunami yang lebih kecil juga bisa berbahaya. Arus yang kuat bisa melukai dan menenggelamkan perenang dan juga merusak dan menghancurkan perahu dan infrastruktur di pelabuhan.
Ketinggian tsunami dan dampaknya di lokasi pesisir khusus dipengaruhi oleh batimetri dan topografi setempat dan juga arah datangnya tsunami. Daerah dataran rendah seperti pantai, teluk, laguna, pelabuhan, muara sungai, dan tempat di sepanjang sungai dan anak sungai yang menuju ke laut adalah yang paling rentan.
Tsunami besar melanda dengan kemampuan yang luar biasa dan merupakan ancaman penting pada kesegaran manusia, properti dan infrastruktur pesisir, sumber energi pesisir, dan ekonomi pesisir, regional, dan apalagi nasional.
Baca Juga : BMKG pastikan distribusi peringatan tsunami
Sebagian besar rusaknya dan kehancuran akibat tsunami disebabkan oleh banjir, hantaman gelombang, erosi, arus kuat, dan puing-puing yang mengapung (misalnya, pohon, bangunan, kendaraan, dan benda-benda lain yang bisa bertindak seperti pendobrak). Air bisa mirip berbahayanya, jika tidak lebih berbahaya, dikarenakan air kembali ke laut, mempunyai dan juga puing-puing dan manusia.
Puing-puing di air terlalu beresiko sebagaimana dibuktikan oleh memar di tubuh banyak korban tsunami Samudra Hindia 2004.
Selain hilangnya nyawa dan cedera massal, efek potensial lainnya juga rusaknya dan penghancuran rumah dan bisnis, pelabuhan, sumber energi budaya, utilitas, dan infrastruktur dan juga sarana penting. Mungkin ada hilangnya akses ke sarana dasar seperti listrik, saluran pembuangan, dan air. Layanan komunikasi, transportasi (darat, udara, dan laut), dan kesegaran dan juga keselamatan publik kemungkinan terganggu.
Dampak dari tsunami lokal yang besar kemungkinan bakal berjalan sebagai tambahan pada efek dari gempa bumi sebelumnya, dan efek dari keduanya bisa mengakibatkan bahaya sekunder, yang kemungkinan lebih dahsyat daripada rusaknya langsung.
Gempa bumi dan tsunami bisa mengakibatkan kebakaran, kecelakaan transportasi, dan pelepasan bahan beresiko ke lingkungan, yang mencemari persediaan air dan mengancam kesegaran masyarakat. Dampak ini bisa tambah mempersulit evakuasi, respons, dan pemulihan.Gempa bumi dan tsunami juga bisa mengubah daratan, baik di atas maupun di bawah air. Di lebih dari satu tempat, daratan bisa naik, di tempat lain bisa turun. Jika pantai amblas (turun), banjir bisa meluas ke tempat yang tidak terduga dan penghalang tsunami bisa runtuh atau terlampaui. Longsor dan pergeseran dan juga pengendapan sedimen lainnya yang tentang bisa mengakibatkan jalan air tidak bisa dilayari.
Konsekuensi potensial lainnya juga perubahan permanen pada pantai dan fitur pesisir lainnya, hilangnya atau perubahan habitat satwa liar, dan perubahan mutu dan ketersediaan air tawar. Banjir oleh air asin, baik jangka pendek maupun panjang, bisa mengakibatkan lahan pertanian tidak berguna.
Kekuatan air, polutan dan zat beracun, sedimen, sampah laut, dan spesies invasif juga bisa merusak lahan pertanian dan sumber energi alam di pantai dan terlepas pantai. Perubahan pada sumber energi ini bisa pengaruhi sarana yang mereka memberikan (misalnya, biologis, ekologis, perlindungan, dan rekreasi).